Spektrum

Suatu hari saya berkesempatan berbincang-bincang dengan seorang arsitek yang mendampingi warga di pinggiran waduk Pluit yang akan digusur. Ia bercerita tentang pergulatannya mendesain untuk 5000 kepala keluarga di atas tanah seluas 12 hektar. Tantangannya bukan cuma kepadatan, tapi juga kelayakan dan kemungkinan terealisasi, karena 5000 KK ini bukanlah orang-orang yang “mampu”. Selain itu, dia juga […]

Buku Harian

Selalu ada langit tak berwarna dan perempuan yang menulis di bawah langit seperti itu.    15 Desember Lampu kristal itu menggantung tidak di tengah ruang. Cahayanya ragu. Di seberang meja,  tanganmu yang  pucat langsat memberi kode agar tirai-tirai dibuka. Aku beranjak, tapi kamu berbisik, “Tidak sekarang.” Di luar, jalan-jalan bercabang seperti argumen yang membosankan. Sesekali […]

Tiket ke Tangier

Kamu tak akan menemukannya di sana. Sembilan belas tujuh tiga bukan tahun yang baik untuk jatuh cinta. Tapi suatu hari, di tempat itu, dia mencium bibirmu. Kamu langsung yakin bahwa dia adalah cinta sejatimu. _____ Café Baba. Aku bisa melihatmu duduk di kursi yang sama, meja yang sama, di samping jendela yang sama. Biru yang […]

Tentang Tak Ada

MENUNGGU Tak ada yang berubah di café ini. Gebyok kayu yang jadi aling-aling, tetap berada di situ. Seperti cadar pengantin yang malu-malu, lubang-lubang ukirannya mengijinkan mata mencuri intip ke ruang di baliknya. Cahaya merembes lewat celah di antara genteng tanah liat, menggambar lingkaran-lingkaran acak di lantai terakota. Angin mengisik. Bau debu mengambang samar di udara, […]

Sempurna

Aku mengamatinya baik-baik seperti seorang peneliti mengamati preparat di bawah mikroskop. Buatku, yang tiap keluar rumah hanya sempat cuci muka, apa yang dilakukannya dengan penampilannya membuatku terkagum-kagum. Enam lima belas. Rambutku cuma kuikat dengan karet pembungkus mie rebus. Rambutnya rapi dengan ikal yang menggantung di bahu. Mataku berair mengantuk. Bulu matanya super lentik dengan eye […]

Requiem

Aku telentang telanjang di atas dipan keras sedingin es – kosong dari segala rasa. Ini bukan putus asa. Hanya kosong yang tak berujung pangkal. Pandanganku terbentur-bentur pada dinding ruang yang berwarna besi, dan berhenti pada seorang perempuan berbaju putih seperti biarawati  dengan wajah datar. Sebuah pisau tergenggam di tangannya. Dua puluh sentimeter. Berkilat-kilat dan terlihat […]

Perempuan Tua Dalam Kepala

Di dalam kepalaku hidup seorang perempuan tua pemarah yang gemar menghentak-hentakkan kaki dan berteriak-teriak. Begitu tuanya, dia menyerupai seonggok pohon kering – keriput, bungkuk, dan bengkok di sana-sini dengan sudut-sudut yang janggal. Suaranya seperti derit roda kekurangan minyak. Jika dia berteriak, aku terpaksa menutup telinga. Dia menghuni sebuah rumah reot dari batu tanpa jendela. Hanya […]

Perempuan Pertama

Baiklah kita khayalkan bahwa perempuan itu ada dan ular itu ada dan taman di Eden itu ada. Dan seperti Tuhan, kita mulai meletakkan segala sesuatu pada tempatnya: (1)sebutir matahari untuk menandai timur  (2)sebatang sungai bercabang empat; Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (3)beberapa pepohonan yang baik untuk dimakan buahnya (4)beberapa ekor burung, sepasang rusa, sepasang babi, […]

Matahari

1. Di pohon-pohon yang berbuah air mata, Ia menangis. Bagaimana kita tahu bahwa Tuhan bukanlah matahari? Kita takkan pernah tahu, katamu akhirnya, setelah diam selama lima belas menit penuh. Karenanya kita akan terus mencari. Aku tak mengerti. Kamu, sama seperti para filsuf yang sering kubaca di buku-bukumu, selalu mengucapkan teka-teki – hal-hal yang mengundang, juga […]

Kupu-kupu

Di langit kadang kau temukan keanehan. Selarik putih yang bukan awan, bukan sinar. Seperti garis lintas, yang tak jelas ujung dan asalnya. Ada dan hilang. Bergetar sayu dari jauh, dan mendekat – hingga aku bisa melihat – berjuta kepak sayap kecil. Berkerumun. Berpencar. Lalu luruh seperti keping-keping salju. Berapa banyakkah kupu-kupu di negeri ini? ____ […]